Entah #1

" Jangan salah mengartikan maksud orang. Bisa jadi dia memang seperti itu kepada semua orang di sekitarnya. Atau jangan - jangan dia begitu hanya padaku? Aiisshh.....apapun itu, itu hanyalah spekulasi yang tak ada habisnya. Kau mau tau yang sebenarnya? Tanya lah. Tapi apa iya kalau aku bertanya, dia bakal berkata sebenarnya? Belum tentu."

Itu lah kata - kata yang terbesit di pikirannya, seorang wanita yang tidak lagi di usia mudanya tapi tidak begitu pintar mengolah hati jikalau berurusan dengan laki - laki. Sebenarnya dia bukanlah tipe wanita yang akan menyimpan rasa rapat - rapat ketika dia sampai di titik suka. Tapi entah kenapa dia memutuskan bungkam kali ini. Kali ini dia enggan mengungkapkan kegundahannya. Itulah mengapa dia hanya bisa bertanya pada dirinya sendiri meskipun dia tahu bahwa dia tidak akan bertemu dengan jawaban dari pertanyaan - pertanyaannya. Muak terkadang. Lelah pun menghampirinya. Tapi tetap saja dia memilih diam.

Dia, Ara, lahir di sebuah desa yang tak begitu jauh dari keramaian. Desanya sangat tenang, damai, dan hijau. Sebagian besar penduduk dari desanya bergelar petani. Dia lahir di desa itu tapi tidak sepenuhnya tumbuh di sana. Dia merantau. Mencoba menemukan dirinya di tempat lain. Mencoba menemukan warna lain.

Singkat cerita, Ara pergi ke suatu tempat dimana dia mulai belajar hal yang sebelumnya amat dia benci. Mungkin apa yang dikatakan orang - orang benar adanya --- jangan terlalu benci, nanti suka, karena benci adalah singkatan dari benar - benar cinta. Sewaktu Ara duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama dan Sekolah Menengah Atas, dia sama sekali tidak pernah paham dengan hal tersebut. Dia selalu tercengang ketika temannya bisa menjawab pertanyaan dari guru. Bertolak belakang dengan keadannya sekarang. Seolah - olah sekarang dia jatuh cinta dengan hal tersebut, sehingga dia merasa belum cukup meskipun sudah bertahun - tahun belajar. Dia berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain. Semakin melangkah, semakin dia terlena. 

Di tempat kedua lah dia berkenalan dengan seorang laki - laki yang tidak terlalu tampan baginya. Laki - laki itu bernama Agam. Di awal perkenalan, mereka hanya tahu nama masing - masing. Tidak lebih dari itu. Mereka tidak pernah duduk bersama. Bertukar cerita apalagi. Bertemu di jalan pun tidak bertegur sapa. 

Setelah beberapa bulan berlalu, Ara dan Agam mulai menjadi dekat. Beberapa teman yang kenal mereka berdua berkata, "Ini kenapa Ara dan Agam sekarang jadi deket gini? Kayaknya dulu nggak pernah bareng? Ada apa ni?". Ara pun hanya tersenyum mendengar pertanyaan itu. Karna dia memang tidak tahu pasti kenapa mereka berdua bisa jadi dekat. 

Senyumannya tidak bermakna dia tersipu malu. Tidak. Dia hanya merasa lucu saja. Dia tidak merasa ada yang aneh dengan kedekatannya dengan Agam. "Ya udah iya kita dekat, emang kenapa? Ada yang salah? batin Ara". Kedekatan mereka tidak pernah putus meskipun mereka berjauhan. Malahan mereka semakin dekat dari waktu ke waktu. Sudah sangat biasa bagi Ara dan Agam ngobrol ngalur ngidul ngetan ngulon berjam - jam. Ara bisa menceritakan apa saja yang dia mau ke Agam. Berkeluh kesah padanya. Bercanda tawa dengannya. Tidak sama sekali ada pikiran - pikiran lain dari Ara soal mereka berdua. 

Tapi Ara tetaplah wanita yang lemah akan telinganya. Bukankah ada ungkapan "wanita lemah akan telinga, laki - laki lemah akan mata"? Dia mulai goyah. Dia tidak mampu menahan hati dan asumsinya yang liar. Pikiran - pikiran liar tapi lucu menyapanya. Muncul lah pertanyaan - pertanyaan seperti "iya ya? apa iya?". Dia ingin menampik hal - hal itu tapi dia cukup bahagia hanya dengan memikirkannya. Dia selalu diliputi kesenangan dan penasaran setiap kali dia menceritakan Agam. Suka kah Ara pada Agam?

Agam, dia laki - laki yang lebih muda tapi lebih dewasa dari Ara. Agam selalu ada ketika Ara membutuhkannya, ya pastinya ketika Agam memang ada waktu luang. Tapi rasa - rasa nya meskipun Agam bilang "nggak bisa" ke Ara, dia pasti akan menjelaskan kenapa begitu. Tidak hanya Ara yang bisa ngomong ini itu ke Agam, tapi Agam pun juga begitu. Agam membagikan cerita tentang dirinya sendiri, keluarganya, teman - temannya, bahkan tiap kali dia menjalin asmara Agam selalu menceritakannya ke Ara. Mereka saling bertukar pikiran. Setiap kali Ara tidak pegang uang, Agam selalu memberinya. "Aku belum makan, lagi nggak ada uang, habis.", gumam Ara. Seketika Agam mendapat kabar itu dari Ara, seketika itu juga Agam langsung menelfon Ara dan berkata, "Kenapa nggak bilang dari kemarin? Ya udah ini aku anterin uangnya. Kamu dimana?". Pernah juga Agam hanya punya uang 100.000 rupiah tapi dia tetap menawarkan pada Ara untuk dibagi dua. Bahkan Agam hampir selalu mengiyakan permintaan Ara. Teman kah mereka?

Agam memang bukan laki - laki yang pandai berkata. Dia selalu bertindak langsung kalau memang dia bisa. Dia bukan laki - laki yang suka bertanya hal - hal semacam "udah makan belum? lg dimana? kenapa ini? kenapa itu?". Bukan. Tapi dia selalu tahu kondisi Ara. Dia mengerti kapan Ara memang lagi terjatuh maupun kapan Ara hanya bergurau. Dia sama sekali tidak memanjakan Ara. Bahkan Agam selalu berkata kalau Ara itu layaknya laki - laki. Lalu disebelah mana Ara bisa berasumsi kalau Agam ada rasa ke dia?


                                                                                                            #bersambung

Comments

  1. Friends don't do the things they do.

    ReplyDelete
  2. Jawabannya : Tanya pada hati kecil Ara sendiri. Itu lah jawabannya. Karena hati nggak akan pernah salah, percayalah. Terkadang logika lah yang suka mematahkannya...😁

    ReplyDelete
  3. Hay ara... kamu suk gak sama agam. Kalo ia maka ucapkan, km g akan khilangan agam meski jawabanya ia atau tidak, karena dia dewasa kan kata ara. Kalo agam jawab ia maka kamu tidak akan tersiksa penasaran.

    Hy... agam... g baik loh terllu baik sama perempuan.. apalagi ara sampe kbingungan...

    Seru ni cerita ara...lanjut min

    ReplyDelete
  4. Dilema nih si ara🤭

    Apakah agam bersikap begitu ke semua perempuan atau hanya ara ?
    Kalo cuma ke ara sih sepertinya timbul timbul benih cinta nih🤤

    Lanjut min penasaran nih sama ending nya🙃

    ReplyDelete
  5. Laki2 biasanya akan terbuka ktk brtmu dengan wanita yg supel, jd tdk bisa d artikan suka dalam kutip untuk mjd pasangan, tp lebih kpd mjd sahabat...
    Tebakanku agam ky gtu..
    🤭

    ReplyDelete

Post a Comment